Tips Untuk Menumbuhkan Semangat Menulis
Dalam kegiatan sehari- hari guru pasti menulis, dari membuat
persiapan mengajar, menulis jurnal harian, dan masih banyak lagi hal- hal yang
harus dituangkan dalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis yang bagus akan sangat
berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang di sekolah, baik dalam
penulisan laporan, pengerjaan tugas atau
pun penulisan yang lain.
Seperti biasa kelas dibuka oleh moderator, malam ini sebagai
moderator Ibu Sri Sugiastuti yang lebih dikenal dengan Bu Kanjeng. Malam ini kelas
belajar menulis menghadirkan narasumber yang masih muda belia, tetapi sudah
segudang presatsi yang dimiliki. Siapakah beliau?
Beliau adalah Ibu Ditta Widya Utami S.Pd, perempuan kelahiran
Subang, 23 Mei 1990. Kesehariannya sebagai guru mapel IPA di SMP Negeri 1
Cipeundeuy, Subang. Umur yang masih muda tetapi sudah mengahasilkan karya yang
perlu diacungi jempol. Baik berupa buku antologi maupun solo.
Meskipun ilmunya sudah banyak tetapi beliau tetap merendah, dengan
mengumpamakan dirinya bagaikan sebutir pasir yang banyak dijumpa. Memang
menjadi orang berilmu akan semakin haus dengan ilmu, jadi merasa ingin belajar
terus. Begitu yang dirasakan oleh beliau. “Berbagi adalah salah satu cara ampuh
untuk belajar”, merupakan kalimat pembuka beliau dalam penyampaian materi.
Malam ini beliau akan berbagi tentang bagaimana memulai menulis dan
bagaimana menerbitkan buku. Rupanya materi yang sangat menarik dan perlu
diketahui oleh penulis pemula seperti saya.
Bagaimana Memulai menulis
Menulis merupakan kegiatan yang selalu dikerjakan oleh hampir semua
manusia, tidak cuma guru. Setiap hari kita pasti menulis walau hanya membalas
chat di media sosial.
Tetapi ketika harus menulis buku, atikel atau karya ilmiah lainnya merasa susah. Tiba- tiba
ide semua hilang, terutama bagi penulis pemula seperti saya. Bagaimana cara
mengatasinya? Beliau memberikan tips untuk mengatasinya.
Tips Menumbuhkan Semangat Menulis
Pertama Ikut Kelas Menulis.
Dengan ikut kelas menulis tentu banyak hal yang bisa diambil manfaatnya.
Selain mendapatkan ilmu, motivasi untuk selalu menulis pasti ada. Contohnya mengikuti
kelas belajar menulis bimingan Om Jay
Kedua Ikut Komunitas
Menulis.
Mengikuti komunits menulis sangat bagus, karena dalam komunitas itu
kita bisa saling mengunjung blog teman-teman. Hal itu bisa untuk melihat tulisan
teman, dan bisa belajar bagaimana cara menulis yang bisa enak dibaca orang
lain. Akhirnya kemampuan menulis kita akan semakin terasah
Ketiga Ikut Lomba
Menulis
Ini cocok untuk yang senang dengan tantangan. Dengan mengikuti lomba
bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang telah
ditentukan. Kalau untuk saya terus terang belum berani untuk mengikuti lomba
menulis.
Keempat Menulis Apa
Saja Yang Ada Di Sekitar Kita
Kita bisa menuliskan kegiatan keseharian yang kita laksanakan. Seperti
menulis diary, hari itu mengerjakan apa saja kita tulis. Itu penting untuk
mengasah kemampuan kita dalam hal menulis.
Kelima, Tulislah Apa
yang Kita Suka
Misalnya suka memasak, beliau menyarankan untuk menulis tentang
resep- resep dan prosedural memasak. Bagi yang suka berkebun tulis tanaman apa
saja yang disukai. Itu akan menjadikan terbiasa menulis, dan kemampun menulis
semakin terasah.
Di Mana Harus Menulis?
Menulis menjadi salah satu cara menuangkan perasaan, ide maupun
gagasan. Di mana kita menuangkan tulisan tersebut? Tentu saja kita butuh media
untuk menuangkangkan tulisan- tulisan tersebut. Menurut narasumber kita bisa
menuangkan tulisan di blog, buku harian, Hp/Laptop, atau di plaform menulis
online seperti wattpad dan storial.
Kita bisa menulis di mana saja, bahkan media sosial juga bisa
menjadi sarana untuk menulis. Yang penting kita konsisten untuk menulis, juga
bisa membuat target untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Misalnya sehari, seminggu,
atau sebulan.
Menulis dan Menerbitkan Buku
Narasumber menyarankan sebelum tahap untuk menerbitkan sebuah buku,
tentu saja kita harus rutin dalam
menulis. Cari apa saja yang bisa kita
tulis, walau hanya satu paragaraf. Tulisan bisa disimpan di blog, jurnal harian
atau laptop.
“Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draf- draf
yang ada di laptop atau Hp bisa kita bukukan loh. Banyak alumni menulis bersama
Omjay yang sudah membuktikan. Senang sekali rasanaya melihat satu per satu
semakin banyak yang membuahakan karya tulis dalam bentuk buku” dalam paparan beliau.
Untuk menerbitkan buku bisa solo atau kolaburasi. Ada yang
membedakan diantara kedua jenis tersebut, yakni :
Pertama Tema dan Waktu
Untuk buku solo kita bebas menentukan temanya. Sedang kalau
kolaborasi tulisan harus sesuai dengan tema yang ditentukan dan waktunya harus
sesuai jadwal
Kedua Proses
pengajuan ke penerbit, kalau buku
solo semua yang mengurus sampai buku terbit dilaksanakan sendiri. Sedang kalau
kolaborasi kita hanya setor tulisan masalah penerbitan sudah ada yang
mengurusi.
Ketiga, Biaya. Untuk kolaborasi biaya lebih murah, karena biasanaya ditanggung bersama. Hanya setiap peserta wajib membeli satu buku hasil kolaburasi. Kalau buku solo semua biaya di tanggung oleh seorang.
Ini merupakan buku solo hasil karya beliau.
Buku ini ditulis dengan penuh cinta karena berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didiknya.
Beliau meminjam istilah Munif Chatib yaitu “momen spesial”, setiap
ada kejadian langsung beliau tulis. Beiau lebih senang menulis fiksi, maka setiap
ada kesempatan langsung ditulis dan dituangkan dalam bentuk cerpen.
Ini merupakan hasil karya beliau berkolaborasi dengan dengan teman-
teman saat bimbingan menulis bersama Omjay. Bersama Bu Kanjeng dan Pak Briyan Prasetyawan.
Saran Beliau dalam sesi tanya jawab, sebagai berikut:
Tips saat menulis, selesaikan sampai tuntas tanpa editing, walau
pun merasa ada yang kurang cocok. Karena proses editing memakan waktu yang
paling banyak untuk menghasilkan sebuah karya. Jika menulis sambil mengedit
bisa- bisa tulisan tidak akan selesai, karena terus diedit. Jika sidah selesai
menulis secara keseluruhan bari kiat mengeditnya.
Untuk menjaga mood agar tidak malas menulis, kita ubah mood menjadi happy merupakan cara mudah mengembalikan mood. Caranya dengan tersenyum di depan cermin. Sambil bercermin kita lihat betapa cantiknya anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita. Juga diberikan akal dan tangan untuk bisa menulis, mengapa kita tidak menulis?
Untuk mengusir
rasa malas, biasanya beliau merefresh otak dan hati terlebih dahulu. Bisa dengan
melakukan hal yang kita sukai. Atau membaca beberapa buku ringan dan menghibur.
Agar insting menulis tidak hilang, segera catat apa yang ingin kita
tulis. Minimal garis besarnya. Simpan di HP atau laptop, bisa juga di daftar
blog. Untuk menyelesaikannya bisa di lain waktu.
Di akhir perkuliahan beliau menyampaikan kata penyemangat :
Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui.
Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau
miliki.
Demikian resume yang bisa saya serap dari narasumber, semoga saya
bisa terinspirasi dari narasumber yang masih muda belia tetapi sudah
menghasilkan banyak karya.
Salam Literasi.
Bagus resumenya bu... yuk ah semangat terus...
BalasHapusTerima kasih bu Tini, atas kunjungannya, tetap semangat ibu
HapusWajib menulis setiap hari termasuk hari minggu kah?? Guru memang luar biasa. Semangat
BalasHapusTerima kasih kunjungan dan masukannya pak
HapusWah, peserta gelombang 16 menulis bersama Omjay memang hebat-hebat! Keren-keren! 😊👍🏻
BalasHapusSedikit koreksi saja, Buku Lelaki di Ladang Tebu bukan kumpulan cerpen cinta 😄 tapi, kumpulan cerpen bertema pendidikan yang ditulis dengan penuh cinta karena terinspirasi dari kejadian nyata 😊🙏🏻
Terima kasih masukkannya bu Dita, semoga ke deoan bisa lebih baik.
HapusSemangat selalu Bunda, resumenya cukup menarik
BalasHapusterima kasih bu Ida atas kunjungannya
HapusBu jum makin oke resumannya, penjelasan ttg tips mantul juga,, sukses ya
BalasHapusTerima kasih Pak Ahsan, terinspirasi dari panjenengan semoga kedepan bisa lebih bagus
Hapus