Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Cara Wudu Yang Benar

Gambar
  Membaca  niat wudhu "Nawaitul wudhuu'a li raf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa." Artinya: "Saya niat  berwudhu  untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah Membaca ' Basmallah ' dan membasuh tangan pergelangan tangan hingga bersih sebanyak tiga kali. Berkumur sebanyak tiga kali sambil membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan. Membersihkan lubang hidung tiga kali untuk membersihkan kotoran. Membilas wajah tiga kali, mulai dari dahi sampai dengan dagu, serta hingga ke garis tepi dekat rambut. Mencuci kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali, dimulai dari tangan kanan. Mengusap kepala sebanyak tiga kali. Selesai mengusap kepala, dilanjutkan mengusap dua telinga sebanyak tiga kali. Membasuh kedua kaki sampai di atas mata kaki sebanyak tiga kali, dimulai dari kaki kanan terlebih dahulu Berdoa setelah berwudhu  tata cara berwudu

Pengalaman Pertama Nge Blog

Gambar
  Di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini pembelajaran dilaksanakan secara daring. Hal itu   salah satu cara untuk mencegah penularan covid-19. Sebagai guru di saat seperti ini harus bisa mengemas pembelajaran secara kreatif dan inovatif, supaya peserta didiknya akan merasa senang dan nyaman walaupun tidak bertemu langsung dengan gurunya. Siang tadi merupakan pengalaman pertamaku mengikuti Diklat Online tentang pembuatan Blog. Sebagai guru di Abad 21 harus bisa mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam hal mengemas pembelajaran. Suasana seperti sekarang ini memang sangat tepat untuk melaksanakan Diklat Online. Bisa menimba ilmu dengan tidak harus keluar rumah, cukup membuka laptop atau Handphone sambil duduk di ruang tamu atau teras. Siang yang sangat panas ku buka whatshap grup peserta diklat APKS 1, yang telah dibuat bapak Andi seminggu yang lalu. Dengan hati yang sangat gundah aku mengikuti perintah dari admin grup bapak Andi, untuk mengisi daftar hadir peserta. Baru selesa

Mimpi Seorang Gadis Desa

Menjadi seorang guru merupakan impianku sebagai seorang anak desa yang jauh dari kebisingan kota. Semenjak di bangku SD aku sudah mengkhayal betapa senangnya menjadi seorang guru. Setamat PGA (Pendidikan Guru Agama), aku ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, kondisi keuangan keluarga sangat minim sehingga aku memutuskan untuk bekerja saja.   Jikalau ilmu yang kudapatkan tidak digunakan, otomatis tidak akan berkembang pengalamanku dalam mengajar. Terpikir dalam benakku mau mencoba menjadi guru agama honor saja. Penuh semangat aku mengajukan diri ke SD yang ada di dekat rumah, tetapi guru agamanya sudah ada dua orang. Tertutup sudah peluangku untuk menjadi guru honorer di SD tersebut.   Akhirnya untuk mengisi kekosongan waktu aku ikut mengaji ke pesantren. Melalui guru mengajiku, aku mendapat tawaran untuk menjadi guru TK yang rencananya baru akan didirikan di desaku. Aku bingung apakah aku bisa mengajar anak-anak TK, sedangkan ilmu dan praktik mengajarku saat