Teknis Sukses Menulis di Koran

 


Aku mengikuti kelas belajar menulis bersama Om Jay malam ini sangat berbeda dengan hari- hari sebelumnya. Aku merasa sangat lelah sekali untuk mengikutinya. Memang tadi siang banyak sekali pekerjaan yang harus segera aku selesaikan di madrasah. Tetapi aku harus semangat walaupun badan ini sebenarnya kurang begitu mendukung. Rasa capekku harus segera ku singkirkan, karena ingat pesan narasumber yang kemarin, berkarya ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang luar biasa, itu baru istimewa. Kata- kata itu akhirnya bisa menumbuhkan semangatku mengikuti kelas online malam ini

Kelas belajar menulis bimbingan Om Jay ini memang sangat menyenangkan, karena selalu diahdirkan narasumber yang selalu bisa membuat para peserta terkesima dengan prestasi yang mereka raih, begitu pula karya- karya mereka yang bgitu luar biasa. Juga ilmu yang berkaitan dalam hal tulis menulis selalu mereka sodorkan secara gamblang. Kiat – kiat untuk menumbuhkan rasa senang menulis selalu disajikan dengan runtut.

Malam ini pertemuan ke sembilan kelas online belajar menulis bersama  Om Jay. Pukul 19.00 tepat Om Jay membuka kelas dengan mungucapkan salam. Aku penasaran dengan nara sumber pada malam ini, karena pukul 15.55 pak Brian sudah memasang foto narasumber yang akan memberikan perkuliahan. Dari pesan pak Brian beliau merupakan sosok spesialis yang selalu mengantarkan tulisannya tembus ke berbagai koran.

Ibu Fatimah dari Aceh malam ini sebagai moderator membuka perkuliahan dengan salam dilanjutkan memberikan informasi bahwa malam ini kita akan menimba ilmu dari pakar literasi. Betul sekali malam ini kelas belajar menulis menghadirkan bapak Haji Encom Rahman. Beliau berasal dari Majalengka. Malam ini ilmu yang akan disamapaikan adalah “bagaimana teknik dan cara agar tulisan kita bisa dimuat di koran atau majalah”.

Prestasi beliau tentang hasil tulisannya yang dimuat di koran maupun majalah sampai saat ini sudah mencapai lima ratus lebih.  Berawal dari itu maka beliau bisa menjadi penyandang Juara I Guru Berprestasi tingkat Nasional dan menjadi guru penerima penghargaan Internasional dari Thailand tahun 2017. Sebuah kebanggan karena bisa mewakili bangsa Indonesia samapi ke luar negeri.

Awalnya beliau senang membaca koran, beliau berfikiran gampang menuangkan tulisan di koran. Tetapi beliau belum mengerti cara dan ilmunya untuk menulis di sebuah koran. Beliau mengawali karirnya dalam hal menulis sejak di bangku SMP. Sewaktu di SMP beliau sering menulis sederhana dan hasil tulisannya dipasang di majalah dinding sekolahan. Kesenangan dalam menulis di lanjutkan sewaktu di SPG, karena beliau adalah alumni SPG tahun 1991, SPG terakhir, karena setelah itu SPG diganti dengan SMA/SMK

Sewaktu di SPG sudah mengalami perkembangan, walaupun tidak begitu banyak, karena sudah ada ilmu tentang menulis. Beliau mulai menulis cerpen, artikel- artikel sederhana dan lainnya masih sama sewaktu di SMP, di pasang di majalah dinding sekolah. Tapi ada kebanggaan tersendiri sewaktu ada teman- tamannya yang mengapresiasi tulisannya.

Karena beliau rutin memasang tulisannya di majalah dinding sekolah, akhirnya ada guru yang mempaerhatikan tulisannya yaitu Bapak Haji Entis, lalu menyarankan tulisannya supaya dikirim ke tabloid atau koran. Awalnya beliau belum berani, karena masih merasa belum punya relasi untuk mengirimkannya. Akhirnya Pak Entis membantu untuk mengirimkan tulisannya ke Tabloid Mitra Desa yang merupakan grupnya dari Harian Umum Pikiran Rakyat Jawa Barat. Kebetulan tabloid tersebut ada ruang humor, sajak, gambar- gambar kartun. Beliau merasa punya potensi dalam hal itu, merupakan peluang besar untuk mengirimkannya. Sampai saat ini sudah seratus lima puluh lebih koleksi kartun yang kirimkan ke majalah, baik tingkat lokal maupun nasional, dan langsung dibuat kliping, kerena merupakan bukti fisik bahwa beliau telah membuat karya tersebut dan dimuat di koran atau tabloid.

Setelah mengirim kartun ke  tabloid, belum berani mengirimkan cerpen, hanya mengirimkan tulisan- tulisan ringan dan humor, tetapi sering dimuat dan mendapatkan honor walaupun hanya kecil. Tetapi beliau merasakan kenikmatan yang berbeda, karena merupakan hasil keringat sendiri. Dan yang lebih membanggakan lagi dengan honor itu bisa mentraktir teman- temanya untuk membeli jajan di kantin sekolah.

Mengirim kartun dan humor selalu dimuat di majalah, lama-lama mulai terarik untuk mengirim tulisan sederhana, akhirnya berani mengirim cerpen di harian Mitra Desa. Setiap tulisannya dimuat, pasti diberi honor walaupun kecil, karena alamatnya sekolah jadi wesel selalu turun lewat sekolah. Akhirnya banyak guru dan teman yang tahu kalau tulisan beliau sering dimuat. Kebetulan sekolahannya juga berlangganan tabloid Mitra Desa, jadi tahu kalau tulisannya sering dimuat. Biasanya seminggu sekali tabloid tersebut keluar.

Dari menulis humor, kartun dan tulisan sederhana dimuat terus, akhirnya termotivasi untuk terus menulis baik cerpen, sajak dan teman- teman yang mempunyai prestasi ditulis, kemudian dikirim melalui  tabloid Mitra Desa. Dari situ akhirnya muncul kesenangan untuk terus menulis, dan motivasinya bukan karena honor tetapi ada kesenangan tersendiri, akhirnya beliau menyenangi dunia menulis.

Dari honor yang beliau peroleh, terus dikumpulkan akhirnya bisa untuk mendaftarkan sipenmaru, karena beliau ingin melanjutkan belajarnya ke UPI, tetapi nasib mujur belum ada pada beliau. Akhirnya beliau melanjutkan studynnya di Universitas swasta di Universitas Pasundan (UNPAS) mengambil jurusan FKIP Bahasa Indonesia dan Sastra.

Selama di Bandung beliau sangat rajin menulis baik cerpen, artikel, sajak, cerbung maupun kartun, sehingga honornya bisa untuk biaya selama kuilah di Bandung. Bahkan untuk selama kuliah biaya tidak minta kepada orangtua, sampai selesai biaya diperoleh dari hasil menulis, dan honor yang paling terbesar kalau dari koran. Padahal biaya SPP di UNPAS pada waktu itu termasuk mahal, dibandingkan di UPI. Selama di Bandung beliau bergabung dengan komunitas Balai Jurnalistik ICMI Bandung. Dari situ beliau mendapatkan ilmu yang banyak, tentang menulis yang bisa dimuat di koran.

Jika ingin menjadi orang yang senang menulis kita harus bergabung kepada orang yang seprofesi, karena di situ kita akan mendapatkan banyak ilmu tentang menulis, dan semangat kita akan bertambah. Kalau ingin menjadi penulis terkenal mulailah dengan menulis yang ringan- ringan dulu, dikirim ke majalah atau tabloid yang persaingannya sedikit, seperti majalah pendidikan yang jangkauannya tingkat provinsi atau wilayah setempat. Kalau langsung di media tingkatnya nasional biasanya kalau tidak dimuat kita akan menjadi cepat patah arang. Kalau tulisan kita dimuat, walau di majalah yang lingkupnya kecil tetap ada kepuasan tersendiri.

Kesimpulan yang bisa diambil supaya penulis tetap semangat untuk menulis dan dimuat di koran, sebagai berikut :

1.    Ketrampilan menulis harus dipupuk dan dikembangkan karena bisa menghasilkan finansial yang menjanjikan bisa melebihi UMR, untuk di Indonesia menulis di koran itu sangat mudah untuk mendapatkan honor.

2.    Bergabung dengan komunitas para penulis, di situ akan mendapatkan ilmu dan mendorong kita untuk lebih semangat dalam menulis

3.    Harus tahan banting, jangan cepat patah arang kalau tulisan kita tidak dimuat. Ketika tulisan tidak di muat harus instropeksi diri, mungkin tulisan kita belum sesuai yang diinginkan oleh redaksi. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus banyak membaca koran, karena bisa melihat berita apa yang sedang tren pada waktu itu.

4.    Istiqomah dalam menulis, walaupun tidak dimuat. Kalau belum dimuat bisa dikirim lagi di waktu lain. Misalnya mengirim sepuluh, bisa dua atau tiga yang dimuat, itu sudah bagus.

5.    Sebagai penulis pemula sebaiknya membuat kliping tulisan orang lain. Karena dari situ kita bisa menemukan teknik menulis di koran.

6.    Harus belajar teknik- teknik dasar, untuk menembus supaya tulisan kita bisa dimuat di koran, karena menulis di koran berbeda dengan sewaktu menulis di blog atau yang lain.

Menulis di koran ada ketrampilan terapan yang bisa dipelajari.

 

Demikian resume ke sembilan, sampai jumpa resume berikutnya

Salam literasi

Komentar

  1. Luar biasa di tengah kesibukan masih bs menghsilkan karya. Good job

    BalasHapus
  2. Mantaap resumenya.. yuk semangat terus...

    BalasHapus
  3. Termasuk guru yang teladan, di tengah capek atau lelah, masih menyempatkan diri untuk belajar.

    Terus tingkatkan semangat! Sip!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak ketua atas motivasinya, sukses selalu

      Hapus
  4. Resumenya sdh oke. Usul: mulai bermain di blog design spy layout makin menarik.

    BalasHapus
  5. Bagus bunda..ttp semangat meski capek..smg skrng sdh seger

    BalasHapus
  6. Bagus bunda..meski capek ttp semangat

    BalasHapus
  7. Semangat, Bu Jum! Sedikit masukan jika berkenan yaitu tentang penulisan kata baku. Bukan apa-apa agar resumenya lebih mantap saja. Tabik. 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bersama Cikgu Tere

Usia Muda Penuh Karya

Menulis Buku Tembus Penerbit Mayor