Komunikasi Antara Penulis Dengan Penerbit
Pertemuan ke empat belas belajar menulis gelombang enam belas.
Malam ini sangat berbeda dengan
perkuliahan biasanya. Om Jay yang selalu membuka kelas belajar menulis
malam ini tidak bisa hadir karena sakit. Semoga Allah segera mengangkat penyakitnya
dan Om Jay cepat sehat. Bisa nyaman beraktifias lagi.
Kelas dibuka oleh ibu Aam Nurhasanah, selaku moderator andal di
gelombang enam belas ini. Beliau selalu bijak dalam mengatur waktu pertemuan,
dengan kata- kata yang sopan lewat WA grup. Seperti biasanya perkuliahan di
bagi dua sesi, sesi materi dan sesi tanya jawab.
Pukul 19.17 kelas dimulai dengan mendatangkan narasumber hebat
masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu dari penerbit Andi. Sebelumnya
sudah bertemu dengan Direktur penerbit Andi sekarang bersama Manager
Operasionalnya. Rupanya malam ini akan lebih dekat lagi untuk mengenal penerbit
Andi.
Beliau adalah Bapak Edi S. Mulyanta. Lahir di Yogyakarta, 24 Mei
1969. Jabatan beliau sebagai Manager Operasional Penerbitan Andi Offset. Beliau
menyelesaikan pendidikan Sarjana jurusan Geografi Universitas Gajah Mada tahun
1994, dan melanjutkan ke jenjang magister di Magister Teknologi Informasi
fakultas Elektro Universitas Gajah Mada 2006.
Malam ini beliau akan berbagi pengalamannya selama dua puluh tahun
dalam mengelola penerbitan di Penerbit Andi. Ini merupakan kesempatan yang
bagus untuk lebih jelas mendalami seluk beluk Penerbit Andi.
Tugas seorang Manager Operasional adalah mengamati trend
konten buku yang tersebar di pasar. Dari tema yang sedang menarik di pasar
dipetakkan, sasarannya adalah para penulis. Setelah resume ditemukan,
selanjutnya mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend
yang sedang dipelajari pada saat itu.
Tetapi tidak selamanya seperti alur yang disampaikan oleh
narasumber. Terkadang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih
tajam dibanding penerbit, sehingga penerbit kadang tertinggal informasi.
Ini merupakan hal yang menarik karena penerbit bisa belajar dari
data- data histori pemasaran. Hal ini bisa terjadi karena penulis menguasai
konten, sedangkan penerbit menguasai data pemasaran. Solusinya harus ada
komunikasi antara calon penulis dan calon penerbit, karena keduanya kadang
mempunyai cara pandang yang berbeda.
Hubungan Antara Penulis dan Penerbit.
Menurut narasumber keduanya harus kerjasama, karena penulis
memerlukan media untuk mewujudkan impiannya untuk menerbitkan buku. Sedang
penerbit memerlukan buku yang diterbitkan, karena merupakan keberhasilan sebuah
perusahaan.
Yang menjadi kunci keberhasilan tulisan dapat masuk ke dunia penerbitan, disamping
memperhitungkan pemasaran, juga harus mengikuti peraturan dari penerbit. Kadang
penerbit mempunyai idealisme masing- masing.
Organisasi Penerbit
Dari penyampaian narasumber bahwa dunia penerbitan itu tergabung
dalam organisasi yang diakui oleh pemerintah. Ada dua organisasi penerbitan
yang diakui oleh pemerintah:
b. APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi)
Kedua penerbit ini secara hukum diperbolehkan mengeluarkan ISBN di
bawah Perpustakaan Nasional.
IKAPI merupakan organisasi yang anggotanya penerbit- penerbit yang
mancari keuntungan . Secara Industri lebih mudah bergerak di pasar, karena
secara genre terbitannya sangat luas. Segmentasi anggotanya terjadi
secara alamiyah, hal ini diperlukan oleh calon penulis untuk dapat memutuskan
ke mana calon tulisannya dapat dilabuhkan.
Sedang APTI lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan
keilmuan kampus lembaga pendidikan tinggi. Industri diperuntukkan lembaga pendidikan tinggi yang menekankan
pada Tridarma Perguruan tinggi. Segmentasi anggotanya terdiri dari Perguruan Tinggi
atau komponen pendidikan lain.
Anggota IKAPI sangat banyak, ada seribu lebih bisa di lihat di link
berikut https://www.ikapi.org/anggota-ikapi/
Untuk mempermudah mencari penerbit biasanya calon penulis membagi
menjadi Penerbit Mayor dan Penerbit Minor. Sebenarnya untuk menyebut mayor dan
minor itu bisa dilihat dalam pemilihan kode ISBN. Ini hanya untuk mempermudah
skala produksi bagi masing- masing penerbit. Juga digunakan oleh lembaga DIKTI
untuk memberikan penilaian terhadap penerbit tersebut.
Sebenarnya penerbit mayor dan minor terlihat jumlah produksinya yang tercantunm juga di
dalam nomor ISBN. Penerbit Andi mempunyai target produksi setiap tahun lima
ratus judul. Sampai saat ini sudah ada sekitar dua puluh ribu judul yang
diterbitkan. Hal ini yang membuat register ISBN penerbit Andi termasuk ke
penerbit kriteria mayor.
Kalau dahulu DIKTI memberikan skala penerbit mayor, harus
pemasarannya minimal tiga propinsi, tetapi sekarang sudah dirubah dengan
melihat nomor ISBN.
Narasumber menganjurkan kepada peserta untuk memilih penerbit mana
yang akan dituju untuk menerbitkan tulisannya. Jangan sampai penulis salah
memilih penerbit. Apabila mempunyai tulisan Fiksi seharusnya mencari penerbit
yang sering menerbitkan tulisan Fiksi. Jangan ke penerbit yang sering
menerbitkan tulisan Non Fiksi.
Menerbitkan Buku
Narasumber menyarankan untuk menerbitkan tulisan, penulis membuat
proposal penawaran penerbitan, kemudian dikirim ke e-mail penerbit yang menjadi
sasaran.
Isi proposal penawaran penerbitan buku meliputi:
1. Judul Utama Buku
2. Sub Judul jika diperlukan.
Sub judul ini memberikan ciri tersendiri untuk mempermudah
pencarian tema. Biasanya judul utama dapat sama dengan judul- judul yang
ditulis oleh orang lain, sub judul ini merupakan cirikhas dari penulis.
3. Outline lengkap naskah buku, dibuat dalam bentuk Bab- bab dan sub bab yang jelas hierarkinya.
4. Target pasaran penulis, misalnya untuk guru, siswa atau orangtua, dan tulisan umum semua lapisan masyarakat.
5. Tulislah Curiculum Vitae penulis dalam bentuk narasi. Ini sangat penting untuk melihat kepakaran penulis di bidang apa, atau menonjol di bidang apa. Hal ini digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut.
6. Sertakan satu bab sampel.
Satu bab sampel ini akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat gaya penyampaian penulis. Untuk melihat pemilihan kata (diksi) kalimat yang penulis pilih, serta gaya penyampaiannya.
Untuk tema- tema tertentu gaya penyampaian ini sangat diperlukan,
untuk menarik para pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai
gaya tertentu dari penulisnya. Biasanya pembaca menyukai menggunakan kalimat
aktif.
Hindari plagiasi, karena chek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor. Diterima dan tidaknya naskah tulisan oleh penerbit salah satunya ada plagiasi atau tidak. Untuk menghindarinya sebaiknya penulis selalu mencantumkan sumbernya.
Langkah akhir untuk mengirimkan proposal ke penerbit adalah membuat resume, abstract atau calon sinopsis buku. Ini biasanya diletakkan di back cover buku. Sebaiknya ditulis sendiri jangan diserahkan ke penerbit, supaya bisa detail materinya.
Setelah naskah diterima sebaiknya penulis mencari endorsment- endorsment, dari tokoh- tokoh yang mumpuni di bidangnya. Atau bisa artis yang terkenal yang mempunyai follower atau massa banyak. Ini sebagai strategi untuk pemasaran.
Dari
pemaparan narasumber yang sagat banyak, bisa disimpulkan sebagai berikut:
Seorang penulis harus memberikan informasi secara lengkap kepada
penerbit tentang tulisannya. Hal itu untuk meyakinkan naskah yang dikirim layak
untuk diterbitkan atau tidak. Tanpa ada petunjuk yang jelas dari penulis,
penerbit kadang salah dalam mengambil keputusan. Kalau penerbit salah mengambil
keputusan, padahal tulisan itu bagus untuk dikonsumsi pembaca, tulisan akan sia-
sia.
Demikian resume yang bisa saya rangkum, semoga bisa terus
termotivasi untuk menulis, sampai bisa mewujudkan impian seorang penulis.
Salam literasi.
a.
Komentator pertama. Oke, sudah cukup menarik dibaca. Paragraf tidak terlalu padat. Ditunggu resume berikutnya.
BalasHapusTerima kasih pak Rizky, atas kunhungannya.
Hapusmaaf belum bisa membuat tema yang lebih menarik
Siip Jumi dah sangt bagus rrsumenya
BalasHapusTerima kasih kunjungannya bu Tini, semoga kefepan bisa lebih bagus
Hapussejauh ini oke sih
BalasHapus