Jejak Sang Wartawan Bangkotan

Malam ini pertemuan ke-18 belajar menulis bersama Om Jay. Jam menunjukkan pukul 19.00. Kelas Online belajar menulis dibuka oleh Ibu Aam Nurhasanah, sebagai moderator senior di kelas ini. Om Jay mendatangkan narasumber dari Makasar, yang berprofesi sebagai Wartawan.

Beliau adalah Bapak Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Lahir di Makasar 10 Agustus 1960. Di media sosial lebih di kenal dengan Nur Terbit. Beliau menyelesaikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah. Melanjutkan ke jenjang Magister di universitas Islam Jakarta selesai tahun 2015.


Mengenal Profesi Narasumber

Semenjak masih kuliah beliau sudah berprofesi sebagai wartawan. Dilanjutkan menjadi koresponden pada Harian Terbit di Sulawesi Selatan. Tahun 1984 beliau hijrah ke Jakarta masih berlanjut sekitar wartawan, beliau bergabung menjadi reporter kemudian redaktur. Tahun 2014 Koran tempat beliau bekerja dijual, beliau pensiun dini, tetapi tetap menulis dan menjadi redaktur media online www.possore.com sampai saat ini. 

 

Pengalaman Menjadi Pemimpin Redaksi

Bapak Nur Terbit memegang kartu sebagai Wartawan Utama dari Dewan Pers- PWI Pusat. Karir beliau sangat banyak antara lain:

  • Wartawan sekaligus Editor surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) tahun 1980- 2014
  • Pemred Vonis Tipikor versi majalah dan online tahun 2014-2017
  • Pemred Corong versi majalah dan online tahun 2019- 2020
  • Pemred Telescope versi majalah dan online 2020
  • Redaktur Eksekutif Possore.com 2015- sekarang.
  • Redaktur/Admin tamu sejumlah media online , majalah, tabloid 2014- sekarang.


Prestasi Nur Terbit dalam Menulis

Sebagai penulis yang andal banyak sekali prestasi yang beliau raih, yakni:

  • Juara umum tingkat Nasional lomba menulis Artikel bertema Pramuka tahun 2013 dan 2014 yang diadakan oleh Kwarnas Pramuka
  • Juara lomba menulis Pengalaman Mudik Asyik Republik Online
  • Juara Lomba Menulis Blog antara lain: Online Shop Kudo, Lomba Menulis Puisi spontan Pedas, lomba Bolg Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, asuransi Raksa Online. Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer dan Suara konsumen.

Menjadi Blogger

Menjadi seorang wartawan tentu saja sangat sibuk, tetapi beliau masih sempat menulis di blog pribadi.(www.nurterbit.com), Kompasiana, Kumparan, Viva, Blogdetik(alm), PepNews, Tokoh Populer, suara konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channel youtubenya you tube.com/nurterbit . Pada tahun 2019 Nur Terbit menjadi Juara Utama Lomba Video You Tube Asuransi Mobil raksa Online.

Beliau berbekal pendidikan formal dan pengalamannya meliput berita hukum selama menjadi wartawan, kadang beliau juga diundang untuk mendampingi kliennya di pengadilan. Wah berarti beliau juga berprofesi sebagai pengacara dong.

 Buku karya Nur Terbit yang pertama berjudul “Lika Liku Kisah Wartawan”. Buku ini diterbitkan ketika PWI Pusat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020


Buku yang kedua  burjudul “Wartawan Bangkotan”




Profesi Sebagai Wartawan

Dengan melihat biodatanya, jelas bahwa beliau menyenangi dunia menulis. Dari tahun 1980-2014, beliau menulis berita, peristiwa, laporan pandangan mata dari lapangan. Kadang tulisannya dilengkapi dengan foto dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tuliasan tersebut dikirim ke kantor redaksi koran/media. Kebetulan pada tahun- tahun itu medianya koran.

Profesi tersebut digeluti baik ketika masih menjadi wartawan di daerah Makasar maupun setelah bergabung di Jakarta sebagai reporter di harian Terbit (Pos Kota Grup).

Ada perbedaan cara menulis di koran dengan menulis bebas untuk artikel. Begitu juga dengan menulis karangan ilmiah, skripsi, makalah, tesis atau disertasi.

Penulisan yang dilakukan di media biasanya ada format atau standar baku., yaitu berita tidak boleh memasukkan opini penulisnya atau wartawannya. Namun jika wartawan ingin menyampaikan pendapat, gagasan pemikiran, itu juga boleh. Tempatnya yaitu opini, artikel,disini boleh memasukkan ide pribadi penulis. Di koran-koran biasanya rubrik artikel sudah disiapkan, juga di majalah atau tabloid.

Sejak tahun 2014 beliau pensiun sebagai wartawan surat kabar. Setelah pensiun kesibukan beliu rajin menulis di blog, menulis di kompasiana, aktif menulis di FB dan twitter juga memmbuat konten di youtube.


Awal Mengenal Dunia Menulis

Awalanya ayah beliau menjadi penanggungjawab mengedarkan buku- buku inpres ke sekolah- sekolah terutama Dinas Pendidikan daerah setempat. Barbagai jenis buku inpres diantaranya buku bacaan, pelajaran, dongeng, cerita petualang. Ada juga majalah anak-anak termasuk cerita “Si Kuncung”.

Dari situ beliau terbiasa untuk membaca buku, kemudian mulai beliau belajar menulis. Benar apa yang dikatakan orang, kalau ingin jadi penulis harus rajin membaca. Paling tidak membaca tulisannya sendiri. Jadi tahu apa kekurangan tulisan kita.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar beliau sudah berani mengirim tulisannya ke media cetak, yaitu di koran daerah Makasar. Tulisan yang dikirim tentu saja tulisan yang seusia SD, seperti Puisi Anak, Cerita Anak dan gambar di Rubrik Anak.

Beliau merasa bangga ketika tulisannya dimuat di koran. Apalagi setelah mendapat honor yang dikrim lewat weselpos. Setelah tulisannya sering dimuat di koran, beliau mulai berani untuk mengikuti lomba menulis. Beberapa kali mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba menulis dan selalu menang.

Kesenangan menulis terus digelutinya sewaktu sekolah di SLTP sampai SLTA. Sewaktu ujian praktek beliau dapat jatah mengajar di kelas 6, muridnya sudah besar-besar. Pengalaman dalam praktek mengajar, beliau tulis kemudian dikirim ke lomba mengarang ke majalah Remaja HAI (Kompas Grup). Mendapat juara harapan 1, dengan hadiah Kamus Indonesia – Inggris M Sadeli dan kaos HAI.

Beliau sering mengikuti lomba. Dari sekian banyak tulisan yang tercecer itulah dikumpulkan jadi buku yang diterbitkan oleh percetakan YPTD. Akhirnya lahirlah buku “Wartawan Bangkotan”.


Tips Menulis ala Bapak Nur Terbit

Sebagai seorang penulis tetunya harus diimbangi dengan rajin membaca. Karena dengan membaca akan mendapatkan beberapa manfaat, di antaranya:

  1. Memperkaya perbendaharaan kata.
  2. Belajar EYD 
  3. Menambah wawasan, terutama bagaimana format mnulis, belajar menyusun paragraf, huruf sambung dan lain-lain.

Manfaat yang lain, dengan banyak membaca tulisan orang lain, kita bisa belajar tentang style (gaya) penulisan orang lain.

Akan tetapi kita tidak boleh meniru seratus persen tulisan orang lain, karena kita nanti bisa dikatakan plagiat hasil karya orang lain.

Untuk menghindari plagiat dari orang lain beliau memberikan kunci sebagai berikut:

  • Menulis dengan kunci 3 D,   Dialami sendiri, Disukai dan Dikuasai

          Disamping itu juga harus baca, nonton Tv/Film dengar radio untuk menambah wawasan sebagai            tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi.

  •  PDLS = Peka dengan lingkungan Sekitar
  • TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang
  • TLMM = Terus Latihan Menulis di Media
  • TILM  = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita

Dengan melihat pengalaman narasumber yang diceritakan kita dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu dimulai dari hal yang kecil. Dalam hal menulis dimulai sejak dari kecil, karena konsisten selalu menulis, akhirmya menuai hasilnya.

Menulis dan banyak membaca akan membuka wawasan kita dan akan menjadi modal dasar untuk menulis. Karena menulis bagi seorang guru merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Demikian resume yang bisa saya rangkum, semoga bisa menambah ilmu bagi yang membca, terutama bagi yang ingin menekuni menulis. Terima kasih bapak Nur Aliem Halvaima, SH. MH yang telah memberikan ilmunya, tentu saja banyak sekali manfaatnya.

Salam literasi.

Komentar

  1. Bang Nur Terbit memang wartawan serba bisa dan mau melakukan kegiatan yg dianggap baru dan cepat sekali beradaptasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Omjay, terima kasih kunjungannya.
      Semoga Omjay cepat sehat, tetap semangat

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bersama Cikgu Tere

Usia Muda Penuh Karya

Menulis Buku Tembus Penerbit Mayor