Mahkota Seorang Penulis
Malam yang begitu dingin, dengan ritikan hujan yang tak kunjung
berhenti. Dalam benakku ada perasaan was-was, jangan- jangan mati listrik malam ini. Kalau mati listrik
otomatis jaringan internet di rumahku jadi hilang. Maklum berada di pedesaan
kalau sudah musim hujan, listrikpun sering ikut padam. Alhamdulillah
walaupaun hujan tak kunjung berhenti listrik tetap nyala, jadi aku bisa lancar
mengikuti kelas online belajar menulis bersama Omjay gelombang enam belas
pertemuan ke tujuh.
Seperti pertemuan kemarin sebagai moderator Ibu Aam Nurhasanah
menyapa peserta dengan lembut “Selamat malam guru hebat di seluruh tanah air”.
Sapaan yang bisa membuat semangat para peserta dari Sabang sampai Merauke.
Untuk malam ini sebagai nara sumber adalah Bapak Haji Thamrin Dahlan, SKM,
M.Si. Siapakah sebenarnya beliau?
Beliau adalah seorang dosen Akper Polri, Publisher, Blogger dan
penulis yang telah menerbitkan 30 buku pada Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan
(YPTD), sekaligus menjadi ketua dari penerbit YPTD.
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan
(YPTD) didirikan atas inisiatif Bundo Kanduang (Almh) AKBP (P) Hj. Husna
Darwis binti Hj. Dahlan, SH. Beliau seorang Mantan Polisi Wanita dan Notaris
yang ber kantor di Bogor memiliki keinginan kuat untuk meningkat kan kegemaran
membaca dan menulis keluarga besar Petokayo dan masyarakat.
YPTD bergerak di bidang sosial kemasyarakatan
khususnya bidang pendidikan. YPTD fokus membantu para penulis menerbitkan
buku ber lisensi Barcode ISBN Perpustakaan Nasional Tanpa Biaya.
Menurut beliau menulis itu mudah, karena semua orang tentu bisa
menulis. Ketika kita berbicara atau bertuturkata dengan orang lain, itu artinya
otomatis kita bisa menulis. Karena menurut beliau menulis adalah memindahkan
ucapan kita ke laptop atau handphone. Resep menulis menurut beliau adalah satu
hari minimal satu artikel adalah niat berbagi.
Inspirasi tak pernah terputus ketika kepekaan naluri menulis sudah
melekat pada diri. Semua yang
menghampiri dan terjadi disekitar kita adalah materi tulisan.
Tidak ada syarat tertentu dalam menulis, karena metode penulisan setiap orang memiliki gaya
sendiri dan unik. Dalam membuat tulisan beliau senang mengikuti gaya tulisan
Buya Hamka. Beliau menulis dengan kalimat pendek- pendek dan sering diulang-
ulang. Enak dibaca dengan bahasa sederhana seperti orang berbicara.
Pada peretemuan ini Beliau membagikan motto menulis yang sangat
bagus dan bisa dijadikan contoh kita belajar menulis Motto beliau adalah tiga
Pena yaitu “Penasehat, Penakawan dan Penasaran”.
Penasehat artinya menulis untuk berbagi kebaikan.
Penakawan artinya menulis bisa untuk menjalin silaturrahim atau
menambah kawan.
Penasaran artinya keinginan seorang penulis untuk mengetahui
sesuatu.
Sedang metode yang beliau gunakan adalah “ sekali duduk jadi”
artinya jangan pernah meninggalkan artikel yang sedang dikerjakan. Selesaikan
kemudian posting. Posting ke media sosial dan seketika tulisan memiliki roh.
Roh itu membuktikan tulisan yang kita posting dibaca orang lain, apalagi
dikomentari.
Setelah menjadi tulisan, kendala terbesar yang dirasakan seorang
penulis adalah untuk menerbitkan tulisannya menjadi sebuah buku. Rasa cemas
dan khawatir, apakah tulisannya akan diterima oleh banyak orang itu pasti
muncul dari hati si penulis. Karena terbawa perasaan seperti itu akhirnya
tulisan hanya dibiarkan saja dan tidak akan pernah menjadi sebuah karya yang
bisa dinikmati oleh orang lain.
Melihat banyak kendala yang alami oleh para penulis pemula, maka
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang dikelola oleh Bapak Thamrin beritikad
baik untuk membantu para penulis pemula untuk menerbitkan tulisannya hingga
menjadi buku yang berlisensi Barcode ISBN. Karena bapak Thamrin menganggap
bahwa buku merupakan mahkotanya seorang jurnalis.
Yayasan yang terbentuk pada tanggal 29 Juli 2019 berdasarkan Akta
Notaris dan SK Kemenhumham ini mendapat kewenangan dari Perpustakaan Nasional untuk mengusulkan ISBN buku yang akan
diterbitkan dengan gratis alias tanpa biaya. Sejak kegiatan di canangkan pada tanggal 19 Agustus 2020 YPTD telah
membantu menerbitkan 36 Buku para penulis.
Para Penulis segera men-sosialisasi-kan Gerakan Terbitkan Buku
Gratis di media sosial baik di
kompasiana.com, Facebook.com maupun di kanal
jaringan internet masing masing.
Seketika tanggapan dari para penulis yang telah mempunyai sedemikian
banyak tulisan namun belum dibukukan cukup ramai masuk ke YPTD. Mukti Ali
merupakan penulis pertama yang bukunya berjudul kenapa Orang Arab Tidak Suka
Sendok diterbitkan YPTD.
Ada tiga program yang ditawarkan oleh YPTD untuk menerbitkan buku
secara gratis, yaitu :
1. Program A : Penulis telah
mempunyai naskah buku segera kirim ke
email thamrindahlan@gmail.com
2. Program B : YPTD menerbitkan Buku dari Para Penulis posting di website
terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul naskah 150 – 200 halaman.
3. Program C : Penulis posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id sampai 40-50
artikel kemudian buku diterbitkan YPTD
Naskah tulisan yang masuk ke Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)
tidak diseleksi, semua di terima dan akan diterbitkan asal Penulis menyesuaikan
standard baku YPTD terkait naskah buku. Berikut tahapan dalam proses penerbitan
buku :
1. YPTD menerima Nahkah Buku Penulis via email thamrindahlan@gmail.com lengkap dengan Judul, Daftar Isi, Cover depan belakang Buku dan Kata Pengantar.
Ketentuan Standard baku Buku terbitan YPTD
a.
Ukuran A5
b.
Font 12
c.
Margin 1.5/1/1/1
d.
Huruf Times News
Roman
e.
Spasi 1.5
f. Ketebalan 150 – 200 Halaman
3. Tahapan selanjutnya setelah naskah memenuhi standard baku, Admin YPTD setiap hari Senin mengajukan permohonan Lisensi Barcode ISBN (International Standard Book Number) ke Perpustakaan Nasional.
S SetelahBarcode ISBN di keluarkan Perpustakaan Nasional, Admin meng - informasi kan kepada para penulis melalui WA Group terbitkanbukugratis agar para penulis melakukan editing atau persiapan buku sebelum naik cetak.
4.
Admin YPTD
menyiapkan Kata Pengantar Penerbit, Halaman Judul dan Nomor Urut terbit serta
Barcode ISBN.
5.
Selanjutnya setiap
hari Rabu 2 (dua) pekan sekali Admin YPTD mencetak buku. Seluruh biaya cetak
ditanggung YPTD. Rata rata biaya cetak
buku Rp 250.000 (duaratus lima puluh ribu rupiah) per judul. Buku dicetak di Buring Digital Print Jalan Magonda Raya
393 Pondok Cina Depok.
6.
Setiap Judul Buku
dicetak 5 buah dengan aturan distribusi
a.
2 buku untuk
Perpustakaan Nasional
b.
1 buku untuk Penulis
berikut soft copy (flash disk)
c.
1 buku untuk
Penyandang Dana
d.
1 buku untuk YPTD
7.
Buku untuk Penulis
berserta soft copy dikirim by logistic transportation. Secara resmi seorang Penulis memiliki Mahkota ketika telah memiliki Buku
Perdana.
8.
Seandainya
ingin memperbanyak buku untuk dipromosikan kemudian dijual atau untuk
hadiah Penulis bisa mencetak Buku secara mandiri menggunakan soft copy di
percetakan mana saja.
9.
Buku buku untuk
Sponsor akan dikirimkan ke alamat by Go Send sesuai jumlah buku ke alamat Penyandang Dana
berserta ucapan terima kasih telah mendukung Gerakan Menerbitkan Buku ber ISBN
Tanpa Biaya.
1 Setiap hari Rabu dua bulan sekali YPTD
menyerahkan secara langsung Buku Buku yang telah diterbitkan ke Perpustakaan
Nasional sesuai Regulasi ISBN. Buku buku
para penulis menjadi milik dan koleksi Negara tersimpan abadi di Perpustakaan
Nasional
11. Dua Pekan sekali YPTD minimal mencetak 10 buku
sehingga target menerbitkan 200 buah
buku selama satu tahun sampai 29 Juli 2021 tercapai.
Demikan resume ke tujuh, salam literasi sampai
jumpa resume berikutnya
Mantap sekali resumenya.. Semangat terus ya..
BalasHapusbagus, semangat terus bu Jumiyati ....👍👍
BalasHapusTerima kasih bu Aam, pak Cris sudah berkunjung
BalasHapusLengkap sekali informasinya.. sukses bu..
BalasHapusTerima kasih bu Tini sudah berkunjung, semoga kedepan bisa lebih bagus
HapusListrik salah satu kendala ketika melakukan kegiatan daring di era Pandemi Covid 19. Saya salut atas semangat Ibu Jumiyati. Rencana membukukan Tesis adalah suatu keniscayaan. Bisa seperti yang saya japri dalam kontak tanya jawab pelatihan.
BalasHapusSalam Literasi
YPTD
Ya pak, baru tanya tanya ini, mau di benahi dulu
HapusResume yang mantap, Bu Jum. Sedikit saran perbaikan sepertinya ada salah tik yang seharusnya rintikan, tetapi tertulis ritikan. Kemudian biar tambah mantap perlu diperhatikan penulisan pun dan pemakaian huruf miring. Sila jejalah blog saya, ada di sana. 🙏
BalasHapusYa terima kasih masukannya, semoga kedepan lebih bagus
HapusMasyaallah keren
BalasHapusJos gandoz bu Jum
BalasHapusGudeg bu jum kian enak saja ya....smg sy bisa masak senak gudeg bu jum
BalasHapusTerima kasih bu Yuli masukanya, saya juga pingin seperti bu Yuli, sudah bagus bagus tulisannya, selain resume.
HapusWow...bu jum semangat 45...bagus bu.
BalasHapus