Cara Mudah Menerbitkan Buku

 


Waktu terasa begitu cepat, malam ini ternyata sudah pertemuan yang ke sepuluh belajar menulis bersama OM Jay. Tidak terasa ternyata walaupun kelas ini hanya di dunia maya, tetapi rasanya seperti di kelas yang nyata. Om Jay yang selalu menghadirkan nara sumber yang bisa menjadi motivator kami, menjadikan kelas ini hidup dan pesertanya menjadi semangat untuk mengikutinya. Tidak kalah juga teman- teman yang sudah senior selalu membimbing kami yang masih belum begitu faham tentang dunia tulis menulis. 

Saya merasa senang bisa bergabung di kelas ini, setiap ada pertemuan selalu hadir nara sumber yang begitu ikhlasnya sharing membagikan ilmunya tentang menulis. Awalnya saya ragu apakah aku bisa mengikutinya sampai selesai?  Sedang saya dalam hal menulis belum punya ilmunya sama sekali. Alhamdulillah saya bisa masuk di kelas ini, sedikit demi sedikit ilmu tentang menulis bisa kudapatkan dari para nara sumber. Terima kasih bapak/ibu nara sumber yang telah membagikan ilmunya, semoga manjadi amal jariyah bapak/ibu nara sumber.

Dan yang menjadikan saya lebih semangat lagi, nanti setelah mengikuti selama dua puluh kali pertemuan, resumenya bisa dijadikan sebuah buku. Setelah mengikuti kelas online beberapa kali, dan setiap pertemuan membuat resume, dalam hati aku bertanya- tanya, dengan resume yang isinya berbeda- beda kok akan dijadikan sebuah buku, terus nanti bukunya seperti apa? Apakah saya harus mengeditnya dengan ketentuan yang rumit? Rupanya pertemuan malam ini akan menjawab apa yang menjadi pertanyaan  saya.

Malam ini pertemuan di buka oleh ibu mederator yang hebat dan bijaksana siapa lagi kalau bukan ibu Aam Hasanah. Sebagai nara sumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan. Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992.  Sosok yang masih muda tapi energik sekali. Beliau adalah guru SD di Jakarta. Saya mulai mengenal pak Brian sewaktu saya mendaftar ikut pelatihan menulis ini, sama Om Jay dikasih nomornya. Waktu itu saya belum tahu sama sekali tentang blog. Beliau yang memberi ilmunya tentang membuat blog. Saya buka link cara membuat blog tidak bisa terus, ternyata sinyal yang menjadi kendala. Terima kasih pak Brian ilmunya, tentu saja sangat bermanfaat.

Kisah Awal Bapak Brian Menulis

Beliau mulai senang nulis di blog tahun 2009, namun muncul pikiran untuk membuat buku pada akhir tahu 2013. Buku itu ingin diterbitkan tahun 2014. Tetapi waktu itu beliau belum punya mentor yang siap membimbingnya. Juga belum ikut komunitas para penulis, belum tahu cara menerbitkan buku. Baru tahu satu tempat untuk menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com.  Di situ bisa menerbitkan buku secara gratis, tapi belum termasuk desain cover dan ISBN. Kalau ingin sampai mendapatkan ISBN harus membayar hampir satu juta, padahal waktu itu beliau masih kuliah. Untuk mengeluarkan biaya segitu harus berpikir dua kali.

Berhubung beliau belum tahu tempat menerbitkan buku secara self publishing, akhirnya file naskah buku tersebut vakum cuma tersimpan dalam laptop. Beliau juga belum mengikuti komunitas jadi semangat untuk menerbitkan buku masih naik turun. Akhirnya tahun 2019 beliau mulai bangkit, karena tidak sengaja menemukan hastag dari Instagram tentang penerbit Indie.

Saat itu beliau mulai terbuka wawasannya, bahwa menerbitkan buku lebih mudah dan banyak pilihan untuk penerbit Indie. Berbekal dari itu beliau semangat untuk menyelesaikan naskah bukunya, akhirnya pada bulan Oktober 2020 beliau mengirimkan naskah buku pertamanya ke salah satu penerbit Indie. Menunggu waktu tiga bulan buku solo pertama yang berjudul Blog Untuk Guru Era 4.0  akhirnya terbit, pada akhir bulan Januari 2020.

Buku pertama


Setelah buku pertama terbit, beliau masuk komunitas orang- orang yang suka menulis. Beliau masuk grup pelatihan belajar menulis bersama Om Jay gelombang empat. Tentu saja merasa senang, karena disitu bisa ketemu guru- guru yang juga senang menulis. Semangat beliau untuk menulis tambah membara, samapi bisa menerbitkan buku solo yang kedua berjudul Aksi Literasi Guru Masa Kini, terbit bulan Mei 2020.

Buku kedua


Disusul buku ketiga berjudul Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari


Cara Menerbitkan Buku Menurut Pak Brian

Malam ini beliau membahas hal- hal yang perlu diperhatikan dari kumpulan resume setiap petemuan untuk menjadi buku.

Beliau menyampaikan awal pembahasan dengan pertanyaan sebagai berikut :

“Mungkin bapak/ibu masih bertanya-tanya, bagaimana kelanjutan proses penerbitan buku jika sudah menyelesaikan 20 resume. Apakah harus melalui penerbit yang ditentukan pelatihan belajar menulis, atau bagaimana ? Lalu bagaimana menyusun kumpulan resume dalam bentuk format buku ?” pertanyaan itu persis dengan apa yang ada dalam hatiku. Alhamdulillah akhirnya apa yang terpendam dalam hatiku selama mengikuti kelas ini akan terjawab.

Pertemuan sebelumnya sudah ada dua nara sumber yang bisa membantu dalam menerbitkan buku secara Indie. Cak Inin dari penerbit Kamila Press dan Bapak Thamrin Dalan dari penerbit YPTD. Yang dari YPTD malah gratis, asal memenuhi ketentuan dari penerbit. Beliau meberi kebebasan para peserta akan memilih yang penerbit mana yang cocok, karena setiap penerbit mempunyai ketentuan atau persyaratan masing- masing. Kita harus memahami ketentuan – ketentuan dari setiap penerbit.

Ketentuan/Persyaratan naskah yang lewat penerbit Gemala

1.    Tulisan resume sebanyak dua puluh kali digabung menjadi satu file mocrosoft word.

2.    Format penulisan

a.    Ukuran kertas A5 (14x20cm)

b.    Huruf time new roman, ukuran 12

c.    Spasi 1,5

d.    Margin 2 cm

e.    Paragraf rata kiri kanann (justify)

3.    Kelengkapan naskah

a.    Cover (judul buku dan nama penulis)

b.    Kata Pengantar

c.    Daftar Isi (tanpa nomor halaman)

d.    Isi naskah

e.    Profil Penulis ( tia paragraf 3 kalimat)

f.     Sinopsis ( tia paragraf 3 kalimat)

4.    Biaya penerbitan Rp300.000

Fasilitas sebagai berikut :

a.    Desain Cover

b.    ISBN

c.    Layout

d.    Edit ringan

e.    Dua buku terbitan

f.     E-Sertifikat

Beliau dalam sesi tanya jawab menjelaskan bahwa sebaiknya kita sebagai penulis pemula mengikuti komunitas seperti yang dilaksanakan Om Jay seperti sekarang ini. Dengan mengikuti komunitas motivasi untuk menulis terus akan berkembang. Rasa percaya diri untuk samapi mewujudkan buku akan tumbuh, ternyata tulisan itu tidak harus yang berat- berat, tentang kehidupan sehari- hari bisa ditulis dan menjadi sebuah buku.

Untuk dimasukkan ke penerbit penulis harus melakukan swasunting/mengedit sendiri. Mengedit sederhana saja seperti membenahi tulisan yang salah ketik dan merapikan paragraf. Sebaiknya paragraf jangan terlalu panjang, mulai sekarang dalam meresume membiasakan dengan kalimat yang pendek- pendek saja. Karena hasil resume yang kita buat setiap pertemuan sesudah diedit bisa langsung di kirim ke penerbit Gemala.

Penerbit yang ada dalam grop kelas ini ada empat

1.    Kamila Press ( Cak Inin)

2.    YPTD (Thamrin Dahlan)

3.    Gemala (Brian Prasetyawan)

4.    Oase Pustaka ( Bu Kanjeng)

Terima kasih Pak Brian atas pencerahan dan ilmunya pada pertemuan ke sepuluh ini, mudah- mudahan bisa membuka hati saya untuk selalu senang menulis. Terima kasih Om Jay yang telah membuka pelatihan menulis, semoga akan tumbuh penulis- penulis baru.

Salam literasi, samapi jumpa resume berikutnya.

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bersama Cikgu Tere

Usia Muda Penuh Karya

Menulis Buku Tembus Penerbit Mayor